Writravellicious Goes To Merlion Park
Tadinya nih kepengennya Merlion Park akan menjadi
destinasi pertama yang kukunjungi di Singapura. Tetapi karena tiba di Harbour Portnya kesorean dengan membawa tas yang lumayan berat, jadi langsung cap cus ke hotel di kawasan Orchard Road dulu dan akhirnya ke little India untuk menikmati malamnya.
Dus, baru sempat ke Merlion Park pada hari kedua. Cuaca cerah dan suasana hati makin merekah karena aku pakai baju kuning menyala dengan
kerudung pelangi yang membahana. Halagh :D
Untuk menuju ke wilayah Marina Bay ini aku menggunakan jalur MRT dari stasiun Dhoby Ghaut dekat hotel. Para
wisatawan yang mau ke Merlion Park di kawasan Marina Bay ini bisa
turun di stasiun City Hall atau Raffles Place sih, sebab kedua stasiun itu
dilewati oleh jalur North South Line dan East West Line. Perhatikan saja jalur MRT nya.
Apabila turun melalui City Hall, maka rute yang ditempuh yaitu
melalui Citilink Mall terlebih dahulu. Di sini bisa sambil berjalan jalan
window shopping alias cuci mata ataupun belanja benaran. Di tempat ini tersedia dari
fashion fashion sampai toko buku. Jalur melalui Citylink Mall ini
merupakan Mall yang ada di bawah tanah atau underground dan berada tepat
pada War Memorial Park. Meskipun melalui jalur bawah tanah, jalur ini
cukup nyaman dilewati, selain karena bisa window shopping juga karena
merupakan jalur yang ber AC dan sejuk sehingga nyaman dilewati di siang
hari. Memang stasiun MRT di Singapura kebanyakan berada di basement mall-mall. Jadi bayangkan betapa efektif efisiennya mereka menggunakan lahan negeri mereka yang sebenarnya tak seberapa luas ini.
Di tengah perjalanan ini kemudian bertemu dengan persimpangan One Rafless
Link untuk menuju ke Sunctec City dan juga ke arah Esplanade Theatre
jika ingin menuju ke Merlion Park.
Di Suntec City kita dapat melihat
Fountain of Wealth, atau berjalan ke arah The Singapore Flyer.
Sedangkan
jika menuju ke Esplanade Teater, maka kita dapat menuju ke Merlion Bay,
Marina Bay Sand Hotel, Marina Bay Outdoor Gallery Floating Platform.
Untuk menuju Merlion Park cukup menyeberang jembatan yang ada di depan
Esplanade.
Dari MRT Raffles Place ada juga rute yang mengasikkan untuk berjalan
menuju Merlion Park, yaitu menyusuri sungai Singapore River. Jika dari
MRT, begitu keluar dari stasiun menuju Batteray Road. Tinggal masuk ke
jalan Bonham. Dari sana tinggal menyusuri sungai menuju ke Merlion Park.
Atau mau belok menyeberangi jembatan Cavenagh untuk melihat lihat
patung Sir Stamford Raffles.
Rute untuk berjalan jalan di sekitar Marina Bay ternyata banyak pilihannya. Lebih baik menggunakan rute berangkat dan rute
pulang yang berbeda. Jadi semakin lengkap cerita perjalanannya. Yang
penting kuat untuk berjalan kaki.
Karena mengandalkan jawaban dari orang-orang yang bisa ditanya sepanjang perjalanan, jadilah rute yang ditempuh juga sedapatnya. Ahaha.
Usai keluar dari gedung tempat stasiun pemberhentian MRT tadi, aku jalan keluar dan tetiba mendapatkan plaza alias open space yang luaaaas sekali. Bayangkan setelah 'terjepit' gang-gang dalam mall yang sempit, lalu mak bendudug ketemu lapangan rumput hijau yang bernaungkan langit tinggi luas nan biru cerah dan udara bersih, itu rasanya seperti surga. hehehe.
Sayangnya nggak bisa duduk-duduk lama di plaza yang kayaknya asyik buat
sesantaian itu. Karena musti saving time, biar tidak habis waktu di
jalan supaya bisa sampai destinasi dengan cepat dan juga banyak spot. So
musti say good bye dan cuma lewatin aja nih Plaza yang dikurung
gedung-gedung tinggi pencakar langit sehingga banyak sekali esmod alias
eksekutif muda berlalu lalang ini sangat menggoda. Uhuy :D
Dan juga cuma ngiler lihat ada gerobak mini di pojokan plaza yang jualan
es krim. Hiks. Tetapi kamera ponsel cepat mengabadikan pemandangan dan
suasana indah serta menyenangkan di sekitar plaza ini. Aih, kalau saja
punya waktu lebih leluasa dan panjang. Andai saja...
Stasiun MRT Raffles Place memang merupakan stasiun MRT yang terdekat
dengan patung singa merlion. Akan tetapi patung singa tak langsung
berada di luar stasiun mrt tersebut. Butuh jalan kaki terlebih dulu
dengan menyusuri sungai yang bernama Singapore River ke arah Fullerton
Hotel terlebih dulu. Baru dari belakang fullerton hotel kita harus
menyeberangi jalan ke arah bangunan yang bertuliskan One Fullerton,
dimana jika kita berada di Fullerton Hotel artinya menuju arah yang sama
dengan bangunan tinggi berbentuk kapal di puncaknya yakni Marina Bay
Sands hotel. Patung singa merlion terletak persis di samping bangunan
One Fullerton tersebut.
Keluar dari
pintu exit G stasiun MRT Raffles Place, musti jalan kaki menuju UOB Tower
terlebih dulu. Baru kemudian setelah keluar dari bawah tanah belok ke
kanan menyusuri sungai. Setelah jalan lurus terus, lalu terlihat bangunan
berarsitektur antik, Fullerton Hotel di sebelah kanan.
Terus saja
jalan di samping bangunan hotel itu, tanpa perlu menyeberangi sungai.
Tak apa-apa berjalan di samping kafe tempat makan hotel tersebut. Lalu
setelah berjalan lurus kita akan bertemu jalan raya. Carilah perempatan
jalan yang bisa terlihat tak jauh dari sana. Di perempatan jalan itu
pasti terlihat tulisan bangunan One Fullerton di seberangnya. Nah lalu
jalan menyeberangi jalan menuju arah One Fullerton, kemudian tinggal
turun ke bawah melalui tangga jembatan. Turun dari tangga barulah
kemudian
terlihat patung singa Merlion.
Jika turun melalui Raffles Place, memang rute yang ditempuh untuk
berjalan
kaki lumayan lebih dekat. Karena hanya melewati jalan utama Fullerton
Road. Tapi cukup ramai lalu lintas kendaraannya sih, sehingga sedikit
agak menegangkan. Hehehe..tapi nikmati aja deh. Biar mengerti dan
merasakan deg deg ser-nya menyeberang jalan lumayan besar. hehe...
Setelah
keluar dari
stasiun MRT Raffles Place, menuju ke Batteray Road kemudian dapat
berjalan menuju ke arah hotel The Fullerton. Setelah bertemu jalan
Fullerton Road, lalu bisa menyisir melalui hotel Fullerton atau
menyeberang ke One Fullerton. Dari sana akan menemui lokasi Merlion Park
yang berada pada sisi One Fullerton. Tengak tengok kanan kiri ya kalau
mau jalan. Dan perhatikan lampu bangjo alias merah kuning hijau buat
pejalan kaki maupun kendaraan, biar nggak melanggar yang bisa berakibat
berbahaya.
Nah, tuh kan. akhirnya sampai deh ke Merlion Park yang ramai pisan. Dari tepian jalan raya yang lebih tinggi dari taman dekat teluk atau sungai atau waduk ini, kita bisa menikmati dari kejauhan pemandangan icon patung Merlion ukuran raksasa. Juga siluet gedung-gedung di seberang teluk sana. Termasuk bangunan yang mirip bentuk buah durian, Esplanade.
Undak-undakannya sudah dicontoh ama pak Ridwan Kamil loh dalam rancangannya untuk penataan kawasan-kawasan tepi sungai-sungai di Bandung. Aku pernah mengunjungi salah satunya, dan terkesima :)
Akhirnya bisa lihat Merlion muntah dari dekat deh. Hehe. Tubuhnya ini melambangkan awal Singapura yang sederhana sebagai sebuah
desa nelayan yang disebut Temasek, yang berarti 'kota laut' dalam bahasa
Jawa Kuno.
Kepalanya mencerminkan nama asli negara ini, Singapura, atau 'kota singa' dalam bahasa Melayu.
Saat ini, Anda dapat melihat legenda ini di Merlion Park. Memancurkan
air dari mulutnya, patung Merlion berdiri dengan tinggi 8,6 meter dan
berat 70 ton.
Ikon ini wajib untuk dikunjungi untuk wisatawan yang berkunjung ke Singapura, sama seperti landmark lainnya di seluruh dunia.
Dibangun oleh pengrajin lokal Lim Nang Seng, diresmikan pada tanggal
15 September 1972 oleh Perdana Menteri Lee Kuan Yew di muara
Singapore River untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.
Namun, dengan selesai dibangunnya Esplanade Bridge pada tahun 1997, patung ini tidak lagi terlihat jelas dari tepi perairan.
Patung ini direlokasi sejauh 120 meter dari posisinya yang semula
pada tahun 2002 ke lokasi saat ini di Merlion Park, di depan Hotel
Fullerton dan menghadap
Marina Bay.
Taman ini juga berisi patung Merlion dengan ukuran yang lebih kecil.
Dikenal sebagai 'anak Merlion', berdiri dengan tinggi 2 meter dan berat 3
ton. Patung asli dan anaknya adalah yang paling terkenal di antara tujuh patung Merlion yang diakui di Singapura.
Kita juga dapat melihat patung-patung lainnya dalam perjalanan di
Sentosa, satu di Tourism Court dekat Grange Road, dan lainnya di Mount Faber.
Singapore River
atau Sungai Singapura ini memang memiliki kisah yang tak ada bandingannya di
Singapura. Sebab di tempat yang unik inilah, masa lalu, masa kini dan
masa depan Singapura saling terkait erat.
Ada beberapa jembatan di kawasan Marina Bay ini yang menjadi penghubung antar spot dan membantu kita menyeberangi sungai Singapura yang luas.
Tempat
ini awalnya konon cuma merupakan kampung nelayan kecil dan pemukiman di
pertengahan jalan rute perdagangan China - India. Keadaan Singapura pada
saat itu masih naik turun, sampai pada 28 Januari 1819, ketika Sir Stamford Raffles mendarat ke tepian, dan mengubah keadaan Singapura selamanya.
"Di
tahun 1299, Sang Nila Utama, penguasa dari Palembang sedang berlayar di
perairan Singapura. Ia menduga melihat seekor binatang singa [kabarnya
sebenarnya itu adalah seekor harimau], ia lalu mendirikan pusat
perdagangan dan memberinya nama Singapura atau Kota Singa; nama yang
tetap bertahan sepanjang abad"
Lalu usai dinyatakan sebagai pelabuhan perdagangan yang bebas, kota ini pun
berkembang dari tempat terpencil menjadi tempat yang megah dan gemerlap
hampir dalam sekejap saja. Bisa kita lihat sekarang bangunan Esplanade, bangunan Casino, Marina Bay Sands, Skypark dan lainnya.
Sungai ini segera saja menjadi urat nadi
pulau, seiring dengan pertumbuhan perdagangan di sepanjang pelabuhan
seperti Boat, Clarke dan Robertson Quays. Para
imigran dari China, India dan sekitarnya juga datang mencari keberuntungan
dan membangun pemukiman dekat dengan tepian sungai. Struktur hukum,
budaya, sosial dan olahraga Singapura pun lalu bertumbuh di sekitarnya.
Berbagai fasilitas untuk wisatawan terus dibangun. Kita bisa melihat Singapore flyer yang menggoda dari kejauhan. Juga bangunan casino yang tampak merekah seperti bunga yang mekar.
Seiring perubahan waktu dan perkembangan Singapore River,
perdagangan memberi jalan bagi layanan bisnis finansial, perbankan,
serta layanan bernilai tinggi dan berteknologi tinggi, yang bermarkas di
gedung-gedung pencakar langit. Yang merupakan bagian dari Central Business District
yang berdenyut kencang dan meluncurkan Singapura ke kancah global
dengan keberhasilan yang monumental. Inilah keajaiban Singapura.
Namun konon masih ada hal-hal yang sama. Anak cucu dari para imigran awal ini masih berkumpul di tepian sungai tersebut untuk mencari nafkah: Boat Quay, Clarke Quay dan Riverside Point kini menjadi sumber penghasilan hidup mereka. Dan sampans [kapal kecil] mereka masih meluncur ke hulu, bersama kapal para wisatawan.
Asyik ya, sangat menginspirasi. Dan semestinya lah kita bisa meniru inovasi mereka dalam hal menjaga kebersihan, kerapian, kedisiplinan, kerja keras, pelayanan dan juga semangat profesionalisme dan menginternasional.