Renungan Kematian ala Dian Nafi

Renungan Kematian ala Dian Nafi


dian nafi




Tiap kali melihat opening concert Dewa19 Tour 30 years anniversary, kita selalu diingatkan bahwa tak akan ada yang abadi. Yups bener banget, kita semua ini akan sirna, kembali ke haribaanNya.

Ada banyak sekali cuitanku di twitter terkait kematian. Mungkin perlu satu buku untuk bisa menampung semua uneg-uneg dan plethikan pikiran yang seringkali datang tiba-tiba ini. 

Berikut beberapa di antara cuitan tersebut.

Kematian seringkali datang tiba2. Sabtu malam itu, bakda isya seperti ini, alm masih dadah2 dari jok belakang. Tampak dari kaca mobil, senyum gantengnya. Jam 3 dinihari keesokan hari ajal menjemputnya. kmrn teman fatayat/muslimat masih cerah pagi sampai siang, sorenya meninggal


Pas suami temanku stroke,jd inget temen lain yg stroke lalu wafat. Alhmd stlh 1bln di rs,ia rawat jalan. Ingat m pinot stroke juga balik rmh stlh dirawat lama di rs. Byk netizen bantu doa dll krn update di medsos. Pas suami mba dee wafat krn stroke,kaget krn gak tahu kbr sakitnya

Tukang pijet langganan kami juga stroke stlh bbrp tahun membantu byk orang dg pijetannya. Mgkn lama kelamaan energinya tersedot,bisa jadi energi negatif dr org2 sakit yg dia pijat jadi nemplok ke dirinya, semacam exchange. Wallahu alam bishshowab.

**

Kmrn saat mertua wafat, anak2&cucu2nya tdk bisa hadir di pemakaman. Sebagian besar isoman,ada yg dirawat di RS, cucu2 di eropa,jkt,dll. Di depan jenazahnya aku terpekur, ingat kebaikan2nya. Bhkn beliau mencarikanku jodoh krn melihatku tak kunjung nikah lagi stlh kematian suamiku


Ingat besarnya hati beliau, ingat pemaafan2nya. Bhkn ktk aku tak menerima jodoh yg beliau carikan, mmg sempat beliau tdk berkenan dg sikapku, tp kemudian memaklumi dan kembali sayang pdku lagi. Aku inget pertemuan terakhir kami bbrp bulan lalu, beliau menceritakan kisah2 lamanya


yg blum pernah kudengar slama ini pdhl hampir semua kisah2nya sdh sering beliau ceritakan pdku berkali2. When she reveal that story, aku merasa beliau tak hendak menyembunyikan apa2 lagi dariku. Gak ada gengsi. Is she vulnerable coz she feel beloved or wanna beloved more by me?



Yg mjdkan tangisanku makin dalam adlh lagi2 kesadaran itu dtg. (sama spt saat adik laki2nya wafat bbrp bulan sblmnya) Caranya yg keras dan disiplin dlm mendidik anak2, mantu2, santri2 dan lingkungannya shg terkesan galak itu sbnrnya bentuk ekspresi dr cinta dan kepeduliannya.

**
dian nafi
Kalau pandemi yg byk menghilangkan nyawa ini saja tdk berhasil mendisiplinkan diri kita, tdk membuat kita lbh concern pd kemanusiaan dan kepentingan bersama, tdk menyadarkan kita pd esensi, jika pandemi ini tdk mengingatkan kita pd kematian dan yg fana, lalu apa?

**

Satu lagi berita kematian pagi ini. Kali ini pecah telur. Gak mungkin gak takziyah. Ibu thenger2 di teras stlh denger pengumuman speaker masjid. Lho biasane gak mati kok pak kuwi (nyebut nama) Aku dan adikku spontan ketawa. Tentu saja ibu tidak bermaksud ndagel. Tapi kita tak pernah membayangkan sebelumnya,berita kematian bisa serapat ini hadir dalam hidup kita. Sebagiannya membuat galau krn ada tarik menarik antara takziyah atau tdk di masa pandemi. Sebagiannya kita hiraukan krn jauh. Sebagiannya mencemaskan krn dekat. Kematian bukan gurauan, tapi untuk orang2 seumuran ibu, 65 tahun, menjadikan kematian sebagai guyonan mungkin bisa sedikit mengendurkan kekhawatirannya. And for that reason, her daughters can receive it unconditionally

**

Semoga kita husnul khotimah. Aamiin..




Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar