Perayaan Hari Kartini 2021: Sastra Indonesia: Antara Seksisme dan Feminisme

Sastra Indonesia: Antara Seksisme dan Feminisme

 Gambar

Alhamdulillah April 2021 ini aku berkesempatan merayakan hari perempuan dan hari kartini dengan menjadi nara sumber untuk talk show zoom aka webinar Sastra Indonesia: Antara Seksisme dan Feminisme. Thanks for having me.

Percakapan ttg feminisme dan semacamnya mmg perlu terus digaungkan, setdknya utk 3 tujuan: - memberi kesadaran pd para pria utk respek perempuan - menyadarkan pd perempuan bhw jk mrk yg jd korban, tdk sehrsnya smakin terpuruk. (Ada yg terpicu oleh stigma yg kadung salah. Ada juga yg terperangkap dlm manipulasi pelaku/predator yg gaslighting &semacamnya)

- mendorong adanya hukum utk tindak pelecehan n kekerasan seksual, serta penegakan hukumnya.

(Aktifis) Feminis sendiri ternyata ada byk sekali bentuk dan jenisnya. Aku baru tahu dr panelis lain saat sama2 presentasi paper di radboud univ nijmegen belanda dua thn lalu. Jd ada juga feminis yg pro poligami, misalnya. Selama ini kita mengira smua feminis kontra poligami.

Tapi meski pro,kdg di forum yg kita tahu sebagian besar audience-nya kontra, tentu saja kita berhati2 memilih kalimat. Dan kdg utk menyenangkan mrk, kita sampaikan pernyataan2 relevan dan relate. Bukan krn takut dibenci atau gmn,tapi krn mmg pd dasarnya segala hal py 2 sisi kan

Makanya waktu audience nanya pendapatku ttg poligami,kujawab don't try this at home. Pernyataanku (yg menyenangkan byk org, termasuk wartawan belanda yg ternyata ada di antara audience) itulah yg kemudian dikutip koran belanda.

Gambar

Meski tetap saja ada rasa jerih dan khawatir juga kalau di forum lain kepleset ngomong hal2 yg mgkn dianggap tdk pas, tdk selayaknya disampaikan seorg feminis. Termasuk ada juga pikiran, jgn2 ntar jwbn2ku nyleneh, gak spt pd umumnya panelis lain. Misal aku malah bawa ayat2,atau..

. terbawa hybrid paradoxku. Yg tdk lagi emosi spt dulu (spt pd umumnya feminis) Krn seiring berjalannya waktu,perjalanan, pengamatan dan kontemplasi, marah2 itu ada batasnya juga kyknya. Saat bandul emosi sdh kembali balance,back to calm,marah mengendap,kita jd bs melihat bhw.. mrk (predator n penjahat2 itu) not worthy at all. Not even for our anger. We deserve peace for our own mental healthy.

Tapi tdk berarti kita membiarkannya lepas, spy tdk ada korban2 berikutnya. Oleh krn itu,hukuman utk mereka hrs terus diwacanakan, didorong utk di-dok,diputuskn

Kalau ditilik n diperhatikan, ruu pks kyk mmg dibuat dilematis spy tdk bisa ditetapkan. Kan bisa misalnya dikupas bareng2, dibedah pasal per pasal, dirembug oleh yg pro dan kontra, mana yg sekiranya bisa diganti jk dianggap kurang sesuai,mana yg perlu disempurnakan redaksionalnya
..sampai akhirnya dpt draft yg lbh baik, lalu maju bareng utk mendorong spy ruu pks (revisi) bisa ditetapkan. Shg para predator,penjahat2 n semacamnya bs dihukum. Aturan tsb memagari org2 shg berpikir ulang klo mau melecehkan dst.

Klo kebetulan aku nulis novel2 pesantren yg byk mengetengahkan perempuan (terinspirasi kisah nyata bulik2ku) mgkn krn mrk dididik oleh nenek yg single tough mom. Sdh mengalir begitu saja dlm darah dan nadi. Tahu itu mgkn ternyata feminis ya baru blkgn ini.



ttg pertanyaan poin diskusi terkait kontribusi Sastra islam&pesantren pd keadilan gender
\


Novel Gus terbitan Penerbit Prenada.
Byk pembaca Novel GUS memberikan apresiasi&remark pd peran bu Nyai (ibunya Gus) yg mbabat alas buka pesantren di kwsn preman, gentho dll, mengalami penolakan&kekerasan dr lingkungan,ttp gigih hg sukses

Gambar

Matahari mata hati terbitan Tiga Serangkai cerita ttg 3 gadis pesantren dg dinamika msg2. Berusaha berjuang meraih impian n cita2nya, menerabas segala keterbatasan dan halangan yg ada. Juga kisahnya melewati trauma belasan tahun stlh mengalami kekerasan seksual di waktu kecil.

Serta kisah bu Nyai yg mbabat alas buka pesantren di kawasan pengemis pemulung serta prostitusi berselubung karaoke. Mengasuh santri anak psk. Membawa daerah yg tadinya gersang menjadi rimbun dan teduh dg naungan quran, sholawat, majlis taklim, madrasah.

Ada bbrp bagian yg di sanalah mengalir bongkahan2 dan ganjalan2 trauma dan dendam yg 30 th lebih membelenggu. Alhmdlh dari sinilah proses pemaafan & healing itu terjadi. Sy terlahir kembali

Gambar

Novel Banu terbitan Penerbit Tiga Serangkai
Kegigihan bu Nyai (ibu Banu) utk mewujudkan impian simbah putrinya agar anak cucu merintis n mengembangkan pesantren, akhirnya membawa banu kembali memenuhi panggilan tsb. Meski awalnya arep mokel alias mblurut
Gambar

Miss backpacker haji terbitan Mizan cerita ttg para perempuan yg nekat backpackeran haji. Naik kapal berhari2, terpaksa tinggal berdesak2an di maktab yg letaknya di bukit,terancam kleleran, mengalami pelecehan,berani ngurus sampai ke kantor asykar madinah dll
Gambar
Mengejar Mukti terbitan Bentang Mizan berangkat dr kegelisahan perempuan yg dituding mdpt tulah tersebab leluhurnya. Dlm perjalanannya Mukti bertemu bbrp perempuan (ibu2 Nyai) hebat dan tangguh yg bergulat dg mslh2nya. Dg pasangan, keluarga, santri, masyarakat, dll

Bgm seorg Nyai yg cantik mempesona menjaga diri dg bercadar tiap kali keluar rumah. Dia menyalurkan energinya yg besar lewat puisi2. Menghadapi sgala fitnah dg kesabaran dan tetap tegar terus bergerak. Tak surut langkahnya utk berkontribusi dan mewujudkan mimpi2

Gambar



Di mesir suatu waktu terbitan Penerbit Grasindo cerita ttg bgm perempuan pergi sendiri ke negeri antah berantah utk mencari ilmu setinggi2nya. Belajar lgs dr para masyayikh al Azhar yg alim juga moderat. Mengalami situasi genting saat tjd konflik n kerusuhan Mesir 2013.

Meski perempuan, msh muda, kecil, saat evakuasi ia justru memberikan seatnya pd org yg lbh membutuhkan. Sementara org2 lain mgkn egois krn butuh menyelamatkan diri sendiri utk segera pergi dr negeri yg makin genting dilalap api kerusuhan

Gambar

Sbnrnya dulu tdk pernah bermaksud feminis ktk nulis novel2 n buku2 ini. Cuma krn ini talkshownya ngasih poin diskusinya musti feminis, jd ya akhirnya gesrek2in ke feminisnya. Dan baru nyadar oh ternyata selama ini nulis feminis ya.

Just in love terbitan Penerbit Grasindo (satu perusahaan dengan Gramedia Pustaka Utama) cerita ttg mahasiswi arsitektur yg magang, jd pimpinan proyek renovasi. Ia yg koordinir smua kerjaan,org2 proyek,menej n akomodir si owner tempat yg ia renov, bos perusahaannya. Meski mengalami pressure, sabotase2,ia tdk jd down n surut langkahnya
Gambar


buku Bicaralah Perempuan. speak out paling awal yang kulakukan dari semua buku-bukuku tentang perempuan lainnya.
Ditulis bersama beberapa perempuan penyintas kekerasan seksual, antologi ini terbit pd tahun 2010. Sebuah keberanian yg tak pernah disangka akan lahir. Meski menuliskannya dg berbagai metafora, tetap saja rasanya menyakitkan. Tapi ini mungkin jalan mula2 proses penyembuhan

Gambar

Buku Muslimah Kudu Happy saya tulis untuk memberi semangat dan harapan bagi para perempuan yang mengalami pelecehan, perkosaan, kekerasan, masalah, ketergelinciran, kekhilafan dst agar tdk putus asa. Hope, pray, move on.

Gambar

Antologi Hidup Ini Indah Beib ini saya tulis bersama para perempuan yg berhasil survive dari berbagai masalah dlm hidupnya termasuk kdrt, toxic relationship, gaslighting, pelecehan dll. GO Fight!
Gambar

dlm antologi Titik Balik, kubagikan kisah sahabatku yg mengalami kekerasan rumah tangga, namun alhamdulillah dia berhasil melaluinya setelah mengalami pergolakan sampai dpt titik balik
Gambar
tak bisa kita pungkiri banyak kekerasan terhadap perempuan justru terjadi dalam rumah tangga. ini juga kutuliskan dalam novel Ayah Lelaki Itu Mengkhianatiku terbitan Penerbit Diva Press Jogja based on true story.
Gambar

dlm antologi gado gado poligami terbitan Quanta, kubagikan kisah nyata seorg perempuan yg diambil mjd istri kedua, dimanfaatkan hanya utk membangkitkan keloyoan si suami, dipekerjakan mengelola selep, lalu diceraikan.

Gambar

Ada antologiku 101 perempuan berkisah yang sebagian besarnya juga speak up ttg kekerasan terhadap perempuan. smoga membukakan mata dunia
Gambar

antologiku Hot Chocolate For Broken Heart hadir sebagai penawar, bahwa seluruh kisah pedih selalu memiliki jalan keluar. kisah2 perempuan berhasil bangkit dr keterpurukan dan menghadapi dunia dengan senyuman

Gambar
Acapkali jika beruntung, kekerasan thdp perempuan membawanya kepada perjalanan menuju cahaya, menuju Tuhan. Journey to The Light terbitan Diva Press.

Jual Journey to the Light - Bazar di Lapak Diva Press Group | Bukalapak
Dunia Maya di era digital/internet ini menjadikan kekerasan terhdp perempuan justru semakin menjadi-jadi. PR besar bagi kita semua utk bisa mengatasinya.

Gambar

novel yg semula berjudul Biarkan Aku Gila Sehari Saja dan berubah mjd Bukan Mimpi Buruk berkisah ttg perempuan tangguh yg mengalami KDRT n byk masalah dlm keluarganya namun trus bertahan& berjuang. True story.

Gambar

Kumpulan Cerpen Kabut Kasumi kutulis berdasar true story juga ttg bgmn perempuan terus berada dlm bayang2 trauma sepanjang hidupnya meskipun sang pelaku kekerasan bhkn santai, bebas dan tdk merasa bersalah

Kamu Pernah Mimpi Buruk? | w r i t r a v e l i c i o u s

Kumpulan Cerpen TUGU kukisahkan bgmn trauma kekerasan thdp perempuan mjd tugu tonggak yg membuatnya tak lagi bisa tegak berdiri menjalani hidup. Ndoyong,blur,gelap,terhuyung2. Selamanya trauma mjd hantu
Gambar

kegelisahan, keresahan, kemarahan, dendam, trauma, kesedihan, kegeraman, kekalutan, air mata, rasa remuk redam yg tak bisa terungkapkan dlm narasi, kubagi dalam buku puisi HUJAN PURNAMA
Gambar


Buku HOW TO RESET YOUR LIFE terbitan GRASINDO yg kutulis ini dan pengembangannya mjd Reset Coaching adalah semacam upaya utk membersamai para korban kekerasan thdp perempuan agar mrk tdk semakin terpuruk. Spy bangkit menata hidup lagi
Gambar


Nyai Reiha jd pembimbing manasik haji umroh. Memimpin puluhan hingga ratusan jamaah. Being standout woman tdk membuatnya meninggalkan suami yg tdk lagi produktif n sakit2an.
Namun ada juga intrik2 dg sesama perempuan di pesantren. Dunia adl tempat ujian
Gambar
kumcer ini cerita ttg perempuan-perempuan pesantren yg seringkali tdk terungkap di permukaan, apalagi terbaca khalayak umum. Krn ada sekat yg melindungi, menyembunyikan mrk beserta masalah, resah & kedukaannya di balik pintu Ndalem Pesantren

Gambar


Oh ya,1 lagi tujuan yg penting dr terus digaungkannya percakapan2 feminisme ini. Memberi wawasan, ilmu, panduan, insight2, clue2 utk para perempuan bhw ada lho pria2 'goblog' yg saking goblognya shg jd predator,penjahat. Kita bs mengenali lewat red flags. So go away far from them

Beberapa kasus kekerasan seksual yang melibatkan sastrawan sulit diproses secara hukum. Mengapa?

Kalau kata ibu,para pria yg gak sengaja slip, kepleset itu mgkn otaknya pas geser. Gak sengaja gmn bu, kdg mrk malah merencanakan dg cermat. Jd pintar utk goblog.
Kalau kaitannya dg hukum, ya mungkin krn pada dasarnya dlm urusan apa saja, hukum di negeri ini tdk sepenuhnya ditegakkan.


Sejauh mana menguatnya konservatisme beragama berpengaruh pada berkembangnya sastra-sastra religious yang seksis, misoginis, dan homophobia?
Dulu kupikir nu itu yg konservatif. Kami ngaji kitab2 kuning kuno kan, byk hal yg sdkt byk membentuk budaya di keluarga kami yg fanatik beragama n puritan. Jd pas sma dan kuliah ketemu liqo, mengira bhw itu versi kontemporer. Tapi.. ..belakangan yg beredar justru stigma bhw madzhab/aliran yg dibawa jamaah ikhwanul muslimin itu justru yg konservatif. NU justru moderat. Hehe aku jd bingung juga. Mgkn krn waktu dulu itu bandingannya NU ama muhammadiyah ya

jd kayaknya baik IM, NU, MD dll nya juga mungkin ada orang2nya yg konservatif, ada juga yg moderate, kontemporer, hingga liberal. shg mmg tdk terbatas pada satu kelompok saja. nah, mmg kdg2 kalau ada salah interpretasi thd ayat atau hadits, bisa mempengaruhi mindset n sikap dan paradigma tentu saja berpengaruh pd karya yg kita buat. kdg bukan an sich dari pemahaman yg kurang atau berlebihan thd ajaran agama, tapi juga tercampur dg hal2 lain semacam tradisi, budaya, mitos2 dll yg seringkali nyampur dlm keberagamaan kita. termasuk di antaranya.

yg disebutkan dlm poin diskusi tadi, spt seksis, misoginis, homopobhia dll. karya sastra,sepengetahuanku dr guru2,mustinya menyajikan keberagaman hal dan pandangan dg cara yg netral n tdk judgemental (meski tak bisa kita pungkiri pasti ada unsur2 persuasif, mempengaruhi)


ttg kebebasan ekspresi bagi lahirnya karya tema keragaman gender
Sejauhmana situasi politik yg demokratis,mendukung kbbsn berekspresi dibutuhkn utk membangun sastra feminis?Bgm situasi skrg –apakah sdh sepenuhnya menjamin kebebasan berekspresi shg sastrawan feminis bisa membuat karya2 dg tema2 yg dianggap sensitif spt keragaman gender&seksual
kita bisa lihat skrg betapa buanyaknya ragam cerita di berbagai platform menulis online. jutaan orang bisa menulis semua,bebas sebebas2nya saking bebasnya malah kadang bikin malu yg baca.
dlm era kebebasan berekspresi ini, tinggal bgm kita ikut ambil bagian utk speak up, terus menyuarakan unspoken voices. termasuk menuliskannya dlm sastra2 feminis, membangun percakapan2 ttgnya shg educate while entertain, also inspire much more people from all genders


Sejauh mana kita kompromi dengan cerita-cerita seksis, misoginis, dan homophobic dalam karya sastra atau zero tolerance sama seksisme dalam sastra?
jika kita meneladani gus dur dg prinsip kemanusiaannya, ya aku memilih utk belajar memanusiakan manusia. belajar terus sampai bisa. dan tentu saja itu proses terus menerus *wallahu a'lam bishshowab.

Bagaimana membangun dan menguatkan sinergi antara sastrawan feminis dengan para aktvis perempuan, aktivis keragaman gender dan seksual? Sejauhmana sinergi ini diperlukan?

Dukung banget. Mmg perlu. Krn dlm nulis fiksi pun sbnrnya kita butuh riset, nah aktifis tuh py bahan byk banget yg bisa kita gali. Real dan tdk mengada2 shg tdk lebay,detail, luas,dalam,touch the core,perspektif khas

Sejauh mana pengalaman sebagai perempuan berpengaruh pada karya sastra Anda untuk menjadi karya sastra yang menyuarakan anti-seksisme dan anti misoginisme?
Banget. Menulis itu sejatinya mengekstrak pengalaman n kontemplasinya lalu menyajikan pd pembaca shg mrk memperoleh value,hikmah, inspirasinya dll.
Sometime we get the bitter one but we can share its sweetness.

Meskipun merupakan karya fiksi, karya sastra sering diposisikan sbg sumber yg agung&luhur bagi pengetahuan dan pembentukan sikap dan cara pandang. Para penulis karya sastra juga sering dipandang atau bahkan memosisikan diri sebagai “sastrawan atau budayawan agung
dan secara take for granted dinilai bersih dari segala bentuk kenakalan. Sejauhmana pandangan ini menjadi sumber misoginisme dan seksisme dalam sastra Indonesia?
Bgm dg sastrawan predator

Fenomena ini semestinya, dg makin transparansinya sgala hal, tdk lagi tjd. Smua org hrsnya belajar dr preseden buruk tsb, di mana predator tdk dpt hkmn yg setimpal, utk mjd malu dan menghindari kebodohan yg serupa. Kita mgkn bisa
mendorong agar ada hkmn utk predator agar juga jd pelajaran buat yg lain. Sastrawan n budayawan semestinya justru dg kesustrawanan n kebudayawanannya menjaga diri dr hal2 yg tercela. Bs jd teladan juga. Jd klo melakukan kjhtn susila, hkmnnya hrsnya double

Bagaimana pendapat Anda tentang lembaga-lembaga sastra dan kebudayaan yang permisif bahkan melindungi sastrawan seksis dan sastrawan pelaku kekerasan seksual?
Lembaganya mustinya justru jd pihak pertama yg mengingatkan. Dan lembaganya pula yg shrsnya pertama kali memberi hukuman jk ia melakukan kejahatan. hrs berpegang pd nilai kebenaran n keadilan, dan bukannya semangat kesetiakawanan yg salah tempat

Apakah perlu membedakan karya sastra dengan perilaku si penulis the so-called sastrawan? Sejauhmana pandangan ini menjadi legitimasi melindungi sastrawan pelaku kekerasan?

ini kyk diskusi yg ramai kmrn ttg cancel culture buat para filsuf yg ternyata py sisi lain yg mengejutkan. manusiawi sih jika kita cancel alias gak jd respek karya krn pelakunya predator. Itu aspek hkmn sosial juga sbnrnya.


Apakah situasi politik kontemporer yang lebih memberi ruang bagi kebebasan berekspresi berdampak pada perkembangan sastra Indonesia? bagaimana sastrawan perempuan punya kesempatan lebih besar dibanding sebelumnya untuk berkarya?

Musti kita syukuri dan ambil momen ini, create momentum utk bs jd bagian dr timeline, bhkn kalau bisa breakthrough lahirnya karya2 feminis yg menumbuhkan perempuan2 pemberani n standout di byk bidang

Kebebasan berekspresi terkait tubuh dan seksualitas sempat menjadi trend “sastra feminis” –yang di antaranya memunculkan genre sastra wangi. Sejauhmana sastra wangi benar-benar menjadi indikator sastra feminis kita? Bagaimana sebuah karya sastra bisa menjadi sastra feminis?

Aku turut berterima kasih pd mb ayu utami, laksmi pamuntjak, leila s chudori, linda christanty, dewi lestari,dll. Karya2 mrk mjd suluh n benchmark. Bhw perempuan bs sesignifikan itu dlm nulis(ttg perempuan)

kdg secara tampilan karya bisa gak kelihatan feminis, tapi isinya ada nilai2 feminisme juga mnrtku bs termasuk karya feminis juga sih. Kyk novelku GUS, banu, majid, matahari mata hati, mengejar mukti, dll. Tokoh utamanya aja cowok2,tp ada nilai2 feminis dlm ceritanya.

Haruskah hanya menyuarakan “isu perempuan”? Apa sajakah yang bisa menjadi isu perempuan itu? Apakah hanya satrawan perempuan yang bisa membuat sastra berperspektif perempuan – menyuarakan kepentingan perempuan?

Ya semampunya. Usahakn bisa. Apakah hy perempuan yg bisa? Gak juga. Laki2 juga ada yg nulis sastra feminis. Pak ahmad tohari dg ronggeng dukuh paruknya mnrtku feminis sekali. Tere liye dg raib, tokoh utama cewek di serial bumi itu juga women power
Isu feminisme
Nikah dini Reproduksi Kesetaraan gender Ketimpangan,bias gender Pelecehan,kkrsn seksual KDRT Toxic masculinity Relasi kuasa,Misoginis Pengalaman pr Pemberdayaan pr Ekonomi,sosial,budaya,politik dan Segala hal dg tinjauan perspektif feminis, intersektoral. dll


Apa yang harus disiapkan untuk membangun sastra feminis dan sastrawan feminis?
Mgkn dg byk baca (teks dan kontekstual) byk dengar, concern isu2 feminis, peka, labet alias experience/mengalami dg turut jd aktifis feminis,py perspektif feminis n humanis,byk berlatih,get feedback dr expert dll

Selain karya sastra, kritik sastra juga menjadi bagian penting membangun sastra feminis; kita perlu kritik sastra dan kritikus sastra yang berperspektif feminis dan memiliki kemampuan feminist analysis. Bagaimana membangun tradisi kritik sastra feminis ini?

Perlu banget agar karya kita makin improve, py kepekaan, kedalaman, keluasan, py manfaat bg byk perempuan. Smua dlm takaran yg tdk berlebihan, tentu indah.
Agar tradisi kritik sastra (perempuan n feminis) terbangun dg baik al: smua musti miliki sikap terbuka, open mind, siap dikritik dan mengkritik, respect each others, gak pakai emosi/apriori, gak pakai berebut panggung dll. Apalagi ya?

Tapi kayak kucing, gak smua orang suka kucing, tapi ada juga org2 yg suka banget ama kucing sampai memperlakukannya kyk manusia. Begitu juga sikap org pd feminisme. Ada yg hobi banget, ada yg b aja, ada yg gak suka juga. Preference org beda2. Gak bisa maksain juga sih

CLOSING
Seorang humanist otomatis feminist
Sastra feminis itu label. Spt juga feminis itu label. Yg lebih penting drpd sekedar label adlh spiritnya, semangatnya, ruhnya. Gak hrs berlabel feminis, gak hrs berlabel sastra feminis, tp nilai2 kemanusiaan keperempuanan itulah yg kita usung n suarakan dlm tulisan2 n cerita2 qt
Kdg kita (perempuan) mengira org lain membonsai atau menyabotase, pdhl bisa jadi kita (perempuan) yg membonsai atau menyabotase diri sendiri


Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar