What's Your World View

What's Your World View




mba nurrofiq punya kgi

Nur memperkenalkan perspektif keadilan hakiki bagi perempuan dalam memahami Islam.

Konsep ini adalah ikhtiyar untuk mengintegrasikan pengalaman perempuan, baik biologis maupun sosial dalam konsep keadilan. Secara biologis, perempuan bisa mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan memroduksi air susu yang semuanya disertai dengan sensasi rasa sakit. Ini yang disebut sebagai lima pengalaman biologis perempuan.perempuan juga rentan mengalami ketidakadilan hanya karena menjadi perempuan atau ketidakadilan berbasis gender. Misalnya stigmatisasi, marjinalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda. Ini yang disebut dengan lima pengalaman sosial perempuan

kalau ada resistensi terhadap gagasan keadilan gender Islam, menurut saya sih hanya soal perlunya waktu lebih lama bagi orang tertentu untuk memahami. Pemikiran patriarkal sendiri kan memang sudah ribuan tahun dianut dan dipercaya. Kalau ingin mengubahnya mesti sabar.


yai faqih punya mubaadalah
Kyai Faqihuddin, penulis buku Qiraah Mubadalah menerangkan bahwa kesetaraan dalam relasi antara suami dan istri di Indonesia masih belum terlaksana sepenuhnya. Konstruksi sosial yang memposisikan perempuan lebih rendah dari laki-laki menghambat pemenuhan keadilan ini, sehingga seringkali perempuan berada pada posisi yang sulit ketika dihadapkan pada konflik rumah tangga. 

Konsep mubadalah pada dasarnya mengajarkan kita untuk memandang orang lain dan diri sendiri sebagai manusia yang sama-sama terhormat, hal ini sesuai dengan hadist laa yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi ma yuhibba linafsihi
bib haidar punya nuralwala
Pesantren Tasawuf Virtual Nur al-Wala Nur al-Wala adalah nama pesantren dengan kensentrasi khusus dalam mempromosikan tasawuf Islam. Pada dasarnya, pesantren ini adalah pesantren hybrid : selain menyelenggarakan pendidikan tasawuf Islam secara on line, ia juga membuat sejumlah program kerja pendidikan tasawuf secara 'kopdar'. Visinya adalah menjadi pusat riset dan pengembangan kajian tasawuf/mistisisme Islam yang selaras dengan konteks keindonesiaan, dan kaderisasi sarjana tasawuf yang berjiwa sosial-transformatif, berwawasan luas dan terbuka, serta menghargai budaya dan estetika. Nama "Nur al-Wala" adalah pengubahan dari kata "Hariq Nar al-Wala", yang bermakna "Yang Terbakar dalam Api Cinta". Ia adalah gelar yang disematkan oleh Al-Hujw" tan malaka punya madilog

Madilog: materialisme, dialektika, logika

Bangsa indonesia memandang bahwa apa yang dialaminya adalah sebuah takdir atau juga kekuatan supranatural/ gaib, cara pandang ini disebut oleh Tan Malaka sebagai logika mistika, cara cara seperti ini akan melumpuhkan/menghancurkan pikiran ketimbang berpikir untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalahnya lebik baik mereka rasa untuk berguru atau mengharapkan kekuatan-kekuatan gaib yang menjadi andalan mereka untuk menutupi rasa takut itu sendiri.


Dalam hal ini Tan Malaka menuliskna madilog untuk merevolusi paradigma tersebut, Madilog adalah sebuah akronim dari materialisme, dialektika, dan logika yang menjadi titik pokoknya

Materialisme, diambil dari pemikiran seorang Karl Marx dan sahabatnya Friedrich Englas. Karl Marx sendiri terkenal sebagai bapak dialektis materialism dan surplus value, yakni nilai-nilai lebih yang dihasilkan oleh buruh namun yang menjadi penguasa nya adalah kaum kapitalis. Englas adalah sahabat Karl Marx yang meneruskan menulis "DAS CAPITAL" yang belum selesai dituliskan Marx karena meninggal. 

Materialisme adalah sebuah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi, materialisme lebih condong pada panca indra ketimbang insting ataupun kepercayaan dalam mempelajari/mencapai suatu ilmu.

Logika, berarti pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa atau singkatnya tata cara berpikir, logika menjadi penentu dalam keadaan dua pilihan, ya atau tidak, mati atau hidup, tinggi atau pendek,dsb. Tan Malaka  mengenalkan prinsip logika dasar seperti conversion, obversion, dan syllogism.

Dialektika, yang berdasarkan pikiran yang pada hegalisme, tidak ada suatu kebenaran yang absolut. Dalam hal ini Tan Malaka memberikan contoh waktu,  seiring berjalannya waktu akan selalu ada pertentangan/pergerakan yang akan membawa dampak/perubahan besar.

Tan malaka menjelaskan bagaimana seorang Alva Edison bisa dikatakan pintar dan bodoh, sewaktu dia kecil dia dianggap idiot yang bodoh dan akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah, namun setelah dia dewasa dia berubah menjadi Edison yang sangat jenius dan membawa dampak yang sangat besar terhadap dunia.
lalu ada buya hamka yang punya islam modernis, cak nur punya islam pluralis, cak nun punya maiyah dan
gus ulil punya beyond madzhabic boundaries



KH. Abdurrohman Wahid punya 9 nilai gusdur

1. Ketauhidan

Ketauhidan bersumber dari keimanan kepada Allah sebagai yang Maha Ada, satu-satunya Dzat hakiki yang Maha Cinta Kasih, yang disebut dengan berbagai nama. Ketauhidan didapatkan lebih dari sekadar diucapkan dan dihafalkan, tetapi juga disaksikan dan disingkapkan. Ketauhidan menghujamkan kesadaran terdalam bahwa Dia adalah sumber dari segala sumber dan rahmat kehidupan di jagad raya. Pandangan ketauhidan menjadi poros nilai-nilai ideal yang diperjuangkan Gus Dur melampaui kelembagaan dan birokrasi agama. Ketauhidan yang bersifat ilahi itu diwujudkan dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
2. Kemanusiaan

Kemanusiaan bersumber dari pandangan ketauhidan bahwa manusia adalah mahluk Tuhan paling mulia yang dipercaya untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Kemanusiaan merupakan cerminan sifat-sifat ketuhanan. Kemuliaan yang ada dalam diri manusia mengharuskan sikap untuk saling menghargai dan menghormati. Memuliakan manusia berarti memuliakan Penciptanya, demikian juga merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan pandangan inilah, Gus Dur membela kemanusiaan tanpa syarat.
3. Keadilan

Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat kemanusiaan hanya bisa dipenuhi dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan tidak sendirinya hadir di dalam realitas kemanusiaan dan karenanya harus diperjuangkan. Perlindungan dan pembelaan pada kelompok masyarakat yang diperlakukan tidak adil, merupakan tanggungjawab moral kemanusiaan. Sepanjang hidupnya, Gus Dur rela dan mengambil tanggungjawab itu, ia berpikir dan berjuang untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah masyarakat.
4. Kesetaraan

Kesetaraan bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama di hadapan Tuhan. Kesetaraan meniscayakan adanya perlakuan yang adil, hubungan yang sederajat, ketiadaan diskriminasi dan subordinasi, serta marjinalisasi dalam masyarakat. Nilai kesetaraan ini, sepanjang kehidupan Gus Dur, tampak jelas ketika melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap kaum tertindas dan dilemahkan, termasuk di dalamnya adalah kelompok minoritas dan kaum marjinal.
5. Pembebasan

Pembebasan bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki tanggungjawab untuk menegakkan kesetaraan dan keadilan, untuk melepaskan diri dari berbagai bentuk belenggu. Semangat pembebasan hanya dimiliki oleh jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, dan otentik. Dengan nilai pembebasan ini, Gus Dur selalu mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang mampu membebaskan dirinya dan manusia lain.
6. Kesederhanaan

Kesederhanaan bersumber dari jalan pikiran substansial, sikap dan perilaku hidup yang wajar dan patut. Kesederhanaan menjadi konsep kehidupan yang dihayati dan dilakoni sehingga menjadi jati diri. Kesederhanaan menjadi budaya perlawanan atas sikap berlebihan, materialistis, dan koruptif. Kesederhanaan Gus Dur dalam segala aspek kehidupannya menjadi pembelajaran dan keteladanan.
7. Persaudaraan

Persaudaraan bersumber dari prinsip-prinsip penghargaan atas kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan semangat menggerakkan kebaikan. Persaudaraan menjadi dasar untuk memajukan peradaban. Sepanjang hidupnya, Gus Dur memberi teladan dan menekankan pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dalam masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan dan pemikiran.
8. Keksatriaan

Keksatriaan bersumber dari keberanian untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai yang diyakini dalam mencapai keutuhan tujuan yang ingin diraih. Proses perjuangan dilakukan dengan mencerminkan integritas pribadi: penuh rasa tanggung jawab atas proses yang harus dijalani dan konsekuensi yang dihadapi, komitmen yang tinggi serta istiqomah. Keksatriaan yang dimiliki Gus Dur mengedepankan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani proses, seberat apapun, serta dalam menyikapi hasil yang dicapainya.

9. Kearifan Tradisi
Kearifan tradisi bersumber dari nilai-nilai sosial-budaya yang berpijak pada tradisi dan praktik terbaik kehidupan masyarakat setempat. Kearifan tradisi Indonesia di antaranya berwujud pada dasar negara Pancasila, Konstitusi UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika, serta seluruh tata nilai kebudayaan Nusantara yang beradab. Gus Dur menggerakkan kearifan tradisi dan menjadikannya sebagai sumber gagasan dan pijakan sosial-budaya-politik dalam membumikan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan, tanpa kehilangan sikap terbuka dan progresif terhadap perkembangan peradaban.

dan DN aka dian nafi punya hybrid paradox

What's Your World View?
Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar