Women Writer Conference Perempuan Pesantren

Women Writer Conference Perempuan Pesantren
Women Writer Conference

Berlangsung pada pertengahan Desember, acara Women Writer Conference ini digelar di Hotel Sapadia Cirebon. Fahmina Institut sebagai inisiator utamanya, didukung Mubaadalah, Rahima, Alimat dan Kementerian Agama.

Ada ratusan tulisan yang disubmit, namun  hanya sekitar empat puluhan yang lolos. Alhamdulillah bisa berada dalam event ini adalah suatu kesyukuran. Banyak sekali ilmu, wawasan, pencerahan, insight dan juga sekaligus bertemu teman-teman penulis dan peneliti dari berbagai provinsi di Indonesia. Bahkan dari Kalimantan,Sulawesi, Sumatra. 

Beberapa Panel di Muslimah Writers Conference antara lain:
Musdah Mulia dan Muslimah Reformis
Faqihuddin Abdul Kodir dan Muslimah Reformis
Musriva dan Muslimah Reformis
Husein Muhammad dan Muslimah Reformis
Kajian Gender Islam Nur Rofiah

Participant Reflection
Perempuan dan Pesantren

Gambar
Berikut ringkasan dari Panel Perempuan dan Pesantren

Doktor Afandi Muhtar. 3 muskteers founder fahmina bareng kyai faqih dan kyai marzuki.

perempuan dn pesantren. org seringkali menyangka pesantren itu bangunan spt kampus dst. ada yg menganggaonya entitas yg udik, kotor, semrawut dst kalau kt merujuk referensi klasik tradisi pesantren, mmg ada definisi mikro. pesantren sbg lembaga pendidikan.

ada masjid,pondokan, guru, murid dn nilai. makin yg dtg kyai populler, makin byk yg dtg. makin pinter scholarnya, makin lama belajarnya. pdhl fgsi masjid utk sholat. maka dibuatlah masjid. krn murid nginep lama, dibuatlah khon, asrama, pondok. sejarahnya islam klasik

prototype pesantren beda dg sekolah jmn skrg. beda dlm byk hal. cara belajar, kurikulum, nilai, interksi dll buat penulis, ini angle sendiri, gmn dinamika trmsk oeran perempuan. nilainya sgt tinggi sekali dr segi keilmuan, tradisi kutubul muktabaroh,kitab kuning. variasiny kmplks

ada syarah, matan strukturnya berkembang, dr nadhom biasa, jadal metodologinya, sorogan, bandongan krn prototypr ini org menyebutnya kuno' baru blkgn org bs paham substansinya dn membandingkan dg kritis pembelajaran berbasis siswa aktif, org baru ngeh talim mutaalim. tghoriqoh

sejak awal, santri itu sdh merdeka belajars spt yg nadiem bilang diberi tools, penguasaan metodologi belajar shg bs belajar merdeka networking, ada hbgn kekerabatan antar pesantren py kesamaan sanad, intelectual geneologi. silsilah keilmuan. pesantren itu tradsi. not only instit

gus dur menyebutnya subculture, entitas budaya sendiri little culture, masy terasing kyk baduy menggali perspektif pesantren, tdk terbatas pd satu lokus tp bs masuk budaya komopleks yg kuas spt bu sinta nuriyah, kberadaan di pusat kota, gak ngasuh oesantren, dan byk tokoh spt

mrk juga bagian dr pesantren di manapun klhtn, mana santri, krn subculture di ekonomi, politik, pendidikan zona yg bagus utk diungkapkan bgm menggeser anggaoan pesantren itu kuno

th 70 an babagan berdiri gak ada listrik, tv di skllg babgan ada gintung, wiyong, palimanan dll org dr berbagai daerah kumpul di babagan, bhkn dr malaysia pakai kacamata sosiologis, bisakah dikatakan itu kemajuan? apalagi dibandiingkan desa tetangganya msg2 santri bw budaya sndr

multiculture sekali bs tahu fashion, kuliner dr berbagai daerah how come you said pesantren itu tertinggal? posisi skrg pun, daerah terpencil soekarno pernah dtg, soeharto dll, how come disebut tertinggal? justru org2 pertama yg sekolah LN justru org2 pesantren babagan

anak2 kyai paling gizi makannya, paling sophisticated jalan pikirnya tdk mudah menjudge, empati dulu dll, natijah2nya baru ditemukan

Sesi panel ditutup dengan tepuk mubadalah
keadilan, kesalingan pondasinya saling cinta, saling setia, saling sayang aku adalah kamu kamu adalah aku bahagia dan membahagiakan





Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar