Writravellicious Goes To Angullia Mosque Singapore

Writravellicious Goes To Angullia Mosque Singapore



Usai berbelanja di Mustafa Center, aku buru-buru ke masjid terdekat. Ada masjid Angullia yang terletak di Serangoon Road ini. Jadi ingat cerita pendek yang pernah kubuat tiga tahun lalu. Waktu itu aku mengkhayal pergi ke Singapura dan sampai di Serangoon Road dan little India ini. Eh alhamdulillah kesampaian ya. 

Mosque is one of two mosques in Little India, located along the busy Serangoon Road. If there is one masjid in Singapore that attracts a wide range of nationalities, it surely is the Anguilla Mosque. It is one of two mosques which has sermons in the Tamil language.


Masjid Angulia sederhana banget tampilannya. Baik fisik luar maupun dalamnya. Tapi ya Allah, rasanya teduuuh banget. Serasa masuk ke masjidil haram Mekkah atau masjid Nabawi Madinah gitu. Adeeeem...

Angullia Mosque was built in 1970 on land donated by the prominent Angullia family. The mosque derives its name from Mohammed Salleh Eusoof Angullia. He was an Indian merchant who moved to Singapore in 1850. The land upon which the mosque now stands was purchased by him in 1890.


 Kalau bagian luarnya dominan warna kuning krem, bagian dalamnya dominan warna putih. Dan karena tempat sholat putri tidak tampak dari arah depan, jadi aku tanya-tanya dulu. Dan ternyata tempatnya di atas, sedangkan  tempat wudlunya tetap di bawah. Mukena dan sajadah sudah tersedia di sana. Meskipun aku juga selalu membawa mukena di dalam tasku.

Angullia Mosque is frequented by the large Bangladeshi foreign worker population in Singapore. It gets especially crowded during evening prayers on the weekends.
You will spot workers from the Mustafa Centre in their signature blue-green uniforms during prayer times. The mosque is also a centre for travelling groups of Muslims from other countries. These groups travel to spread the Muslim faith, an effort known as da’wah.




 Dari atas alias dari tempat sholat putri, aku bisa melihat tempat shalat untuk lelaki di bawah sana. Tampak pengimamannya yang sedikit menjorok dengan bingkai ambangnya yang berwarna kuning emas dengan bentuk mengerucut ke atas sebagaimana style arsitektur islam pada umumnya. Lambang ke arah Tuhan. Nyawiji, kalau kata orang Jawa.

Masjid Angullia’s beginnings can be traced to the line of the Angullia family, traders from India who first conducted spice trades in places like Chulia Street, Malacca Street and Market Street. They would later concentrate on the business of goods importation and exportation and property investment in Singapore.





 Langit-langit di atas tempat sholat putri ini mengekspos struktur balok bangunan. Yang rupanya sekaligus menampilkan  bentuk lingkaran dasaran dari kubah masjid Angulla.

Masjid Angullia has not only served as a place of worship in Little India. It has also stayed true to the original benefactor’s philosophy of serving the masses. The mosque also enhances the religious diversity of the social landscape in Little India. While the community can look forward to more improved infrastructure, they will still be welcomed by the familiar brick and plaster gatehouse that is now a conserved building.


Tangganya tidak terlalu lebar mengingat memang ruangan keseluruhan masjid tidak terlalu luas juga. Anak-anak tangga dilapisi dengan pelapis lantai berwarna hijau, sedangkan bordesnya dilapisi karpet warna krem coklat muda.




 Aku sekalian sholat jamak maghrib Isya. Kan musafir. Hehe. Turun dari tempat sholat putri, mata celingak celinguk cari sandal eh sepatu. Sambil memakai sepatu, menikmati alunan bacaan Alquran yang disenandungkan beberapa jamaah sholat tadi. Duh. sejuknya...

 Masjid Angullia is known for its brick and plaster gatehouse which features eight freestanding columns topped by decorative finials.


 

Eh pas balik mau meninggalkan masjid, ketemunya para pengemis yang nongkrong di gate alias gapura masjid. Jadi ingat para pengemis di masjidil haram Mekkah dan masjid Nabawi Madinah yang suka dikejar-kejar asykar. Kalau di sini, nggak ada asykarnya sih. 

Semoga kapan-kapan bisa berkunjung masjid lainnya juga di Singapura. Aamiin

Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar