Mimpi-Mimpi Justru Mewujud Di Usia Cantik

Mimpi-Mimpi Justru Mewujud Di Usia Cantik


Life start at fourty. Aku baru tahu benar rasanya saat akhirnya aku mencapai usia ini. Berasa makin berenergi dan cantik. Dan antiknya tidak sedikit orang yang menyangka aku masih berusia tiga puluh tiga tahun-an. Teman-teman jaman SMP, SMA dan kuliahpun kalau bertemu, komentarnya serupa alias mirip-mirip. Kata mereka aku masih kayak yang dulu, secara fisik wajahnya kelihatan masih muda, demikian pula tubuhnya tidak melar seperti kebanyakan teman yang lain.
Diriku sendiri melihat mungkin fisik yang terlihat awet muda ini karena terbawa perasaan bahagia yang kurasakan dalam usia cantikku ini. Bahagia yang hadir sebab mengingat banyak hal dan pencapaian yang sungguh patut kusyukuri.
Komentar saudara-saudara dan teman-teman pulalah yang menyadarkanku akan hal tersebut. Wah enak ya jalan-jalan terus. Wah seneng ya lahiran terus bukunya. Dan banyak pencapaian lain yang dulu bahkan tidak pernah kubayangkan dan kumimpikan.
Karena background pendidikanku sesungguhnya adalah arsitektur, tetapi aku tersesat di rimba kepenulisan, kecanduan dan akhirnya malah meniti jalan karir di sini. Alhamdulillahnya profesi arsitek tidak pernah kutinggalkan. Ada saja teman atau saudara atau kenalan dan lainnya yang memesan desain untuk rumah tinggal, kantor, ruko, resto dan lainnya.
Kesukaanku membaca sebab almarhum ayah banyak membawakan buku, ternyata menumbuhkan kecintaanku pada dunia literasi. Dan di usia tiga puluh dua tahun waktu itu, beberapa bulan setelah suamiku meninggal dunia dalam kecelakaan, justru aku baru menemukan bakat terpendamku ini. Terus kuasah sambil terus belajar sambil sedikit berlari karena merasa telat mengetahui harta karun ini.Sampai tahu-tahu tidak terasa sudah lahir 22 buku tunggal dan solo, serta 80-an antologi. 



Tidak tahunya di usia cantik ini buku-buku ini kemudian mengantarku bisa pergi ke mana-mana, ke banyak kota. Sebuah impian yang dari kecil sudah kupahat dalam kepala. Walking around the world, tentu saja dimulai dari sudut-sudut bumi Indonesia. Ubud, Denpasar, Banyuwangi, Surabaya,  Mojokerto, Jombang, Tuban, Lamongan, Solo, Jogja, Magelang, Salatiga, Kudus, Jepara, Ungaran, Pati, Rembang, Wonosobo, Purwokerto, Pekalongan, Tegal, Kediri, Blitar, Malang, Medan, Stabat, Jakarta, Bandung, Bekasi, Batam dan Singapura. Dan barusan ada tawaran untuk datang ke Ambon. Alhamdulillah.
Tidak saja membawaku bepergian, buku-buku yang kutulis di usia cantik ini sekaligus juga mewujudkan impianku untuk menjadi seorang dosen.  Meski tidak menjadi dosen tetap pada perguruan tinggi. Aku diundang menjadi dosen tamu di kampus arsitekturku dulu, pada mata kuliah digitalpreneurship. Diundang mengisi sesi sharing di berbagai kampus, IAIN, UIN, STAIN, Undip, UNNES, Unissula. Juga di berbagai sekolah baik Paud, TK, SD, SMP, SMA. Berbagai institusi dan lembaga termasuk pesantren. Dan tentu saja juga berkesempatan sharing di banyak  komunitas.  Passion mengajar dan cita-cita menjadi dosen pun tersalurkan.
Sebagai akibatnya profilku pun  dimuat di berbagai  media. Harian Analisa Medan (2011) Buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia (KosaKataKita, 2012) Jawa Pos-Radar Semarang (2013) Alinea TV (2014) Koran Sindo (2014) Tribun Jateng (2015) Nakita (2016)
Di antara efek sampingnya juga adalah para mantan kembali mencoba mendekatiku lagi. Hadeuh. Ahahay :D








“Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”

Post Navi

Posting Komentar

0 Komentar